Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Soekarno Dalam Ekonomi Dan Konflik Asia-Afrika Pasca Kolonialisme

Sabtu, Februari 11, 2023 | Februari 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-02-11T07:39:06Z

 

Soekarno sudah menduga apa yang akan terjadi pasca kolonialisme yang terjadi di Asia-Afrika 

Newslaskar, sejarah- Pada pertengahan abad ke-20, dunia waktu itu sedang menghendaki perubahan tatanan pasca perang dunia ke-2. Ada semangat zaman (Zeigeist) yang mendukung gerakan anti-kolonialisme yang tengah sedang naik daun.


Didalam sejarah presiden Soekarno berpihak dalam gerakan anti-kolonialisme bersama beberapa kepala negara Asia-Afrika melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung mendesak Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) agar mengakui kemerdekaan Aljazair, Libya, Sudan, Tunisia, Palestina.


Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung tercatat dalam sejarah yang menjadi konferensi legendaris yang berhasil menampung aspirasi negara Asia-Afrika yang pada waktu itu berjuang keluar dari penjajahan. Negara-negara tersebut mendapatkan pengakuan kemerdekaan kecuali Palestina.


Ketika perang kemerdekaan telah berakhir, muncullah persoalan baru terkait tingginya ketimpangan ekonomi dan konflik wilayah antara negara Asia-Afrika. Meskipun para penjajah telah terusir dari negara Asia-afrika, tetapi masih ada berbagai macam masalah yang ada di negara Asia-Afrika. Kemungkinan ini yang pernah dikatakan Ir. Soekarno terkait Neo-kolonialisme dan Neo-imperialisme pasca berakhirnya kolonialisme.


Bung Karno mengatakan dengan lantang terhadap segelintir negara-negara kaya di belahan bumi utara, di dalam pidato sidang Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) di Newyork, 30 September 1960.


Mengapa secara de facto para negara Asia-Afrika yang mempunyai kekayaan alam yang luar biasa dan jumlah penduduk yang banyak tidak mempunyai peran penting dalam mengambil keputusan dunia.


Soekarno dan gerakan nonbloknya mengancam perdamaian dunia, ia lebih memilih multipolar dibanding unipolar, yang dimana negara-negara terjalin atas dasar kesetaraan bukan atas dasar penindasan.


Sepertinya harapan Bung Karno akan peran negara Asia-Afrika sudah mulai ada kemajuan. Menurut ideal Bung Karno di era saat ini belum sejalan yang diharapkan oleh Bung Karno. Di era saat ini semakin tumbuh pesat Kapitalisme di seluruh dunia, termasuk negara Asia-Afrika.


Di abad 21 ini muncullah raksasa ekonomi di wilayah Asia seperti China dan India. Bahkan PDB China sudah melampaui Amerika Serikat.


Ada bintang-bintang baru hingga 'Kuda Hitam' muncul di dalam peta politik dan ekonomi dunia, melalui pertumbuhan ekonomi yang didukung kekayaan alam dan bonus demografi. Perlombaan kemajuan negara-negara di dunia sepertinya akan dimenangkan oleh negara di kawasan Asia.


pendulum sejarah agaknya tengah bergeser kepada negara di Asia tengah di banding di negara Eropa, karena semakin lambannya pertumbuhan ekonomi dan semakin menua struktur demografinya. Dunia juga mau tidak mau menaruh harapan kepada negara di Asia. Namun, ketimpangan ekonomi, konflik regional, krisis iklim, dan demografi tetap menjadi ancaman nyata bagi negara-negara Asia. (med)


Tidak ada komentar:

Iklan