News Laskar- Huruf demi huruf, kata demi kata, mulai ku rangkai menjadi satu kalimat, hingga pun menjadi sebuah paragraf yang utuh. Bissmillahirrahmanirrahiim adalah bukti ketidak berdayaanku, demikian seorang pria remaja yang datang, penuh dengan segala kekurangannya menggunakan segala fasilitas yang telah diberikan Tuhan Seluruh Alam pada dirinya. Untuk hanya sekedar menjadikan dirinya sebagaimana yang telah diketahui dan diakui [makhluk sosial].
Belajar adalah “kegilaannya” setelah menyadari empirisnya proses dari belajar itu sendiri. Tak banyak ilmu pengetahuan yang ia ketahui, demikian pun pengelaman. Kendatipun demikian duhai saudara saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa kita adalah beda yang sama. Maka, apalah alasan hamba yang lemah ini dalam memusuhi sebuah perbedaan. Memusuhi saja sudahlah biadab, lalu bagaimana jika salah seorang dari kita adalah seorang yang gemar kali menghakimi satu sama lain? Sejatinya itu Hak Tuhan.
Baca Juga: Bagaimana Anak Jalanan?
Tak bermaksud menjadi seorang pengagitasi. Tidak, tidak, sama sekali tidak
duhai saudara saudariku, sekali lagi aku tegaskan “belajar adalah kegilaanku,”mengapa
demikian? Karena aku adalah seorang manusia yang juga sama sepertimu. Indonesia
adalah tanah airku, apakah engkau pun demikian, duhai saudara saudariku?
Jika, (iya) adalah jawabanmu, maka perdetik ini pun, saya memberanikan diri secara utuh memohon dan meminta padamu, mari bersama-sama kita berikhtiar untuk senyum Ibu Pertiwi, berikhtiar untuk bahagia Indonesia Raya. Tak banyak kata, kuakhiri secuil kesadaran ini.
Kontributor: Lukman Atasoge
editor: arsm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar